Selasa, 07 Mei 2019

Teknik Menulis Buku Ilmiah untuk Seorang Akademisi atau Peneliti Selasa, 07 Mei 2019


Teknik menulis buku ilmiah sedikit berbeda dengan teknik menulis makalah atau diktat perkuliahan. Teknik menulis sebuah buku pada dasarnya adalah menguraikan dengan sejelas-jelasnya bahasan yang diangkat.
Teknik Menulis | Buku ilmiah, baik berupa buku ajar maupun buku pelengkap suatu bidang mata ajar mengandung informasi ilmiah yang bertujuan mengajarkan atau menginformasikan pengetahuan atau bahkan keterampilan. Berbeda dengan penulisan makalah atau diktat perkuliahan, penulisan buku memerhatikan beberapa kaidah-kaidah penulisan. Selain itu, karena penulis tidak hadir langsung di hadapan pembaca, buku harus menggunakan uraikan yang jelas dan gamblang sehingga tidak menimbulkan pertanyaan di benak pembaca.

Teknik Menulis | Banyak cara dan kiat yang dapat dilakukan untuk menulis buku dan masing-masing penulis tentu mempunyai ciri khasnya sendiri dalam meramu tulisannya sehingga menarik minat pembaca. Namun, prinsip dasar menulis buku ilmiah adalah pengurutan. Oleh karena itu, penting diperhatikan bahwa sebuah tulisan apalagi buku harus menyajikan informasi secara urut agar dapat diikuti dan dipahami pembaca.

Anda seorang akademisi atau peneliti yang hendak bertekad menulis buku? Buku memang “karya lompatan” bagi seorang akademisi, peneliti, atau ilmuwan karena lewat bukulah pemikiran dan ilmunya dapat ditebarkan secara luas, sekaligus diawetkan.

Seringnya kelemahan utama seseorang tidak mampu menulis buku ilmiah sebagai berikut:

1.      Tahu apa yang ingin disampaikan, tetapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Hal ini biasanya diikuti dengan ujaran, “Ide saya sebenarnya banyak”. Penyajian bahasa yang cenderung panjang dan membosankan. Hal ini adalah kelemahan umum tersebab kurang berlatih.
2.      Penyajian to the point tanpa menyisipkan terlebih dahulu unsur-unsur yang mampu memikat pembaca, terutama di dalam lead atau paragraf awal tulisan.
3.      Penyajian yang terkungkung kebiasaan, seperti memulai tulisan dengan definisi, sejarah asal-usul, ataupun latar belakang permasalahan.
4.      Bahasan melebar atau malah sebaliknya, bahasan terlalu sempit tanpa menyertakan bahan atau fenomena-fenomena terbaru.
Untuk menutupi kelemahan-kelemahan tersebut tiada cara lain yaitu memberikan pelatihan dengan praktik langsung. Oleh karena itu, kunci pelatihan bagi para calon penulis buku adalah memperdalam aspek prewriting yaitu kemampuan menggagas dan mengembangkan ide menjadi draf outline dan drafting yaitu keterampilan menyusun naskah dengan berbagai cara.

Setiap calon penulis itu memerlukan pendampingan, sekaligus stimulus agar ia mampu menyusun satu draf outline jadi yang siap dieksekusi. Selanjutnya, ia dapat berlatih sendiri mengembangkan outline atau kerangka tulisannya.

Tips-tips berikut akan berguna sebagai bahan pelatihan.

1.      Mulailah membiasakan diri untuk menulis buku dengan outline tahapan. Outline tahapan mirip dengan skripsi dengan bagian inti Pendahuluan-Isi-Penutup. Bagian pendahuluan dan penutup biasa merupakan satu bab tersendiri. Adapun bagian isi terdiri atas beberapa bab. Umumnya penulis yang hendak mengambil jalan pintas menulis buku kerap memilih outline butiran yaitu berupa kumpulan tulisan-tulisan pendek (artikel, esai, dsb). Hal ini tentu tidak akan mampu mengasah kemampuan Anda menulis buku sebenarnya.
2.      Bayangkan apakah Anda memiliki bahan yang cukup untuk mengembangkan sebuah ide penulisan, terutama bahan berupa buku ataupun dokumen tertulis lainnya. Bahan yang terbatas dapat membuat seseorang tidak dapat mengembangkan tulisan dan frustrasi. Akibat lain adalah bentuk penyajian yang akan “berputar-putar” atau “berulang-ulang”.
3.      Persempit topik Anda menjadi lebih spesifik mengingat buku-buku ilmiah cenderung menyasar pasar ceruk (niche). Jika Anda membuat topik “Problema Penyandang Disabilitas”, jelas topik ini terlalu luas. Anda dapat mempersempitnya menjadi “Problema Penyandang Disabilitas dalam Dunia Kerja”. Jika perlu, persempit lagi menjadi “Problema Penyandang Disabilitas dalam Bidang Kerja Industri Kreatif”.
4.      Pelajari outline atau lebih mudah daftar isi buku-buku ilmiah yang beredar di pasaran. Lihat bagaimana sang penulis menyajikan naskahnya. Hal apa dulu yang mereka kenalkan kepada pembaca?
5.      Sisipkan kisah dalam buku-buku Anda. Kisah tidak berarti mengurangi kadar ilmiah karena lewat kisahlah Anda dapat memikat calon pembaca. Contohnya ketika Anda akan membahas tentang tenaga listrik di Indonesia, Anda dapat memulai kisah tentang sulitnya warga Medan mengalami pemadaman listrik hampir tiap hari. Dari kisah ini dapat Anda telusuri sebab musababnya hingga menyentuh topik yang hendak Anda bahas. Jadi, lewat kisah kita bisa mengantarkan topik.
6.      Opini Anda dalam buku harus terlihat. Anda tidak sedang menulis skripsi, tesis, atau disertasi yang kadang “menyembunyikan” opini penulisnya dengan menyajikan teori-teori pendukung sebanyak-banyaknya. Di buku, opini Anda sebagai penulis harus terlihat eksplisit dan teori-teori pendukung (kutipan) digunakan secukupnya saja.
Itulah tips-tips awal bagi Anda yang ingin menulis buku ilmiah atau buku nonfiksi populer. Selain menggagas ide baru, Anda dapat juga mengonversi atau menyadur karya-karya dalam bentuk laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi menjadi buku.

Logika dalam menulis < teknik menulis >
Teknik Menulis | Cara dan kiat yang diterapkan oleh seorang penulis banyak ragamnya. Namun, yang terpenting dalam penulisan apapun harus dilandasi logika. Informasi yang mudah dipahami adalah informasi yang dapat dicerna dengan mudah oleh pikiran pembaca karena tulisan tersebut runut sesuai logika. Tulisan yang mudah dipahami akan membuat pembaca merasa nyaman ketika membacanya.

Teknik Menulis | Logika adalah pengetahuan dan kiat berpikir dengan benar. Dalam bahasa Indonesia ada kata yang sama artinya dengan logika, yaitu penalaran. Seperti yang disebutkan di atas bahwa penulisan harus urut dan logis. Segala bentuk penggunaan bahasa harus selalu dilandasi logika. Logika semakin terasa pentingnya dalam teks tertulis karena pembaca tidak dapat bertanya kepada penulis ketika pembaca tidak dapat memahami tulisan tersebut. Pembaca hanya menghadapi tulisan dan hanya dapat mencari keterangan di dalamnya. Tanpa logika, tulisan menjadi tidak teratur dan mustahil untuk dapat dipahami.

Teknik Menulis | Penalaran adalah memberi penjelasan dengan tepat, berdasar titik tolak yang benar dan pasti, atau sesuai dengan realitas. Cara bernalar dibagi menjadi dua, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah penalaran yang berawal dari hal khusus atau spesifik dan diakhiri dengan hal yang umum, cara ini terlihat jelas pada penelitian kasus dan survei. Sedangkan deduksi adalah penalaran dari yang umum ke hal yang spesifik atau generalisasi pada peristiwa yang khusus untuk mencapai kesimpulan.

Teknik Menulis | Tujuan penulisan buku adalah untuk menjelaskan, membuat pembaca tahu, percaya, atau bahkan yakin. Unsur-unsur di dalamnya disusun dengan logika tertentu. Dimulai dari judul, subjudul, bab, subbab, sampai paragraf seharusnya mencerminkan keterkaitan yang jelas.


Sumber: Berbagai Sumber

Serupa dengan "Teknik Menulis Buku Ilmiah untuk Seorang Akademisi atau Peneliti"


Tidak ada komentar :

Tulis komentar...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Messenger Adhan Chaniago.
×
_

Hai! Kamu bisa kirim pesan di sini, jangan Lupa like ya... Terima kasih.