Kunci teknik menulis buku yang diminati oleh pembaca terletak pada penyampaian tulisan dari paragraf satu ke paragraf lainnya. Kelihatannya sepele, tetapi penulisan paragraf yang baik itu seperti pondasi bangunan yang megah.
Dalam teknik menulis buku, selain konten yang menarik, penulis tahu paragraf yang baik itu bagaimana. Penulisan paragraf pun tidak susah-susah gampang. Kali ini akan mengupas tentang penulisan paragraf agar tulisan menjadi lebih baik.
Paragraf memiliki satu kalimat utama. Sifat kalimat utama adalah umum. Dibelakang kalimat utama disertai kalimat penjelas yang bersifat khusus. Satu paragraf yang baik disampaikan secara berkaitan satu sama lain. Ada keterkaitan antar kalimat satu dengan kalimat yang lain.
Pentingnya menuliskan tulisan lewat paragraf tidak hanya diberlakukan untuk menulis artikel saja, tetapi juga untuk keperluan menulis buku yang komprehensif. Lalu seperti apa paragraf yang baik? Berikut beberapa ciri paragraf yang baik dan enak dibaca.
Kesatuan
Teknik Menulis | Masih ingatkah pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu di SMP? Pelajaran tentang paragraf yang baik dan benar. Paragraf yang baik memiliki satu gagasan utama. Dari gagasan utama terdapat penjelas yang masih menjelaskan dengan gagasan utama, sebagai kalimat penjelas. Terkadang, ada juga satu paragraf terdapat gagasan lain, tapi itu masih dalam lingkup gagasan utama tadi.
Prinsip gagasan utama dalam paragraf adalah fokus. Gagasan utama sebagai pengendali atau sebagai jalur mengarahkan arah tulisan berikutnya. Bagaimana jika dalam satu paragraf terjadi penyimpangan dan keluar dari gagasan utama? Kita sebagai penulis tentu akan melakukan proses yang dinamakan elipsis, atau proses edit. Dalam proses ini kita bisa menghapus kalimat yang melenceng jauh dari gagasan utama yang kita buat.
Dalam satu paragraf, dijelaskan dengan kalimat yang saling berhubungan. Itu sebabnya satu paragraf harus menjadi satu kesatuan pembahasan ide pokok. Namun, pada kenyataannya, saat menulis, seringkali kita mengalami kesulitan menyambungkan kalimat satu dengan yang lain. Maka, munculah istilah kata hubung. Kata hubung inilah yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain agar menjadi kesatuan.
Kepaduan
Teknik Menulis | Bagi yang tidak terbiasa menulis, membuat satu paragraf yang kesatuan memang sulit. Lalu bagaimana dengan kepaduan dalam teknik menulis paragraf yang baik? Saat menulis, seorang penulis tidak hanya berfokus pada penyusunan kalimat saja. Tetapi juga memikirkan tentang logis dan tidak logis ide dan penjelasan yang dituangkan.
Penulisan paragraf yang baik juga memperhatikan gramatikal. Prinsip dari kepaduan sebuah paragraf terjalin secara logis dan gramatikal. Penulis mampu mengajak pembaca menikmati alur proses yang disampaikan tahap demi tahap. Dengan kata lain, harus ada perpindahan antara kalimat satu dengna kalimat lain secara bertahap. Hindari loncatan kalimat, yang membuat pembaca merasa di-PHP.
Ketuntasan
Teknik Menulis | Ketuntasan adalah kunci suatu keberhasilan. Termasuk keberhasilan seorang penulis menyampaikan ide lewat tulisan. Seringkali saat kita membaca, masih ditemui tulisan yang belum tuntas dalam satu paragraf. Paragraf yang tidak disampaikan secara tuntas biasannya membuat pembaca menjadi bertanya-tanya. Meskipun untuk konteks yang lain, penulis menimbulkan sebuah pertanyaan kepada pembaca itu perlu.
Ketuntasan satu ide pokok dalam satu paragraf pun relatif. Pasti Anda pernah membaca sebuah tulisan bukan? Tulisan yang satu paragrafnya berisi banyak kalimat, panjangnya hampir memenuhi setengah halaman sendiri. Namun Anda belum puas dan masih bertanya maksud yang ingin disampaikan. Atau Anda pernah membaca tulisan yang disampaikan dengan paragraf yang singkat, dan Anda merasa puas dengan paparannya. Dengan kata lain, panjang dan pendeknya paragraf tidak menjamin ketuntasan penulisan.
Keruntutan
Teknik Menulis | Ciri tulisan yang baik adalah tulisan yang disampaikan secara runtut. Tulisan yang runtut menjadikan tulisan itu enak dibaca. Tidak hanya itu, pembaca juga tak akan merasa bosan tulisan hingga titik terakhir.
Metode penulisan agar tulisan runtut terbagi menjadi beberapa hal. Runtut secara urutan waktu, penjelasan dari umum ke khusus atau penjelasan dari khusus ke umum. Keruntutan bisa juga disampaikan berdasarkan kronologi tempat dan urutan pertanyaan. Keruntutan dibuat dimaksudkan untuk memudahkan pembaca memahami apa yang penulis sampaikan.
Jika Anda pernah mencermati tulisan yang pernah dibaca, akan merasakan kesan berbeda. setidaknya, tulisan yang runtut lebih mudah untuk kita terima dan kita tangkap. Begitupun saat kita menulis buku, kita menuliskan dengan runtut agar pembaca tidak mengalami kebosanan.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip penulisan paragraf yang runtut adalah penulisan yang disusun secara sistematis, berurutan. Hindari terjadinya lompatan kalimat atau lompatan ide. Dengan kata lain, tidak ada salahnya kita mengajak pembaca untuk merasakan proses ide yang ingin kita sampaikan. Hal ini justru akan membuat pembaca seolah-olah terlibat didalamnya, dan merasakan emosi.
Teknik Menulis | Dari keempat ulasan di atas, kita menjadi tahu bagaimana membuat paragraf yang baik saat menulis buku. Anda penulis pemula dan masih binggung proses pengaplikasian poin di atas? Jangan putus asa. Tetaplah menulis. untuk mahir dan paham poin di atas memang membutuhkan jam terbang dan beberapakali kegagalan. Jika sulit, tidak ada salahnya diawali menulis satu atau dua paragraf. Prinsipnya adalah, ikuti proses dan selamat mencoba. Menulislah meski hanya satu kalimat.
Tidak ada komentar :
Tulis komentar...