Novel adalah salah satu jenis buku yang mudah ditulis bagi semua orang. Tidak ada batasan profesi untuk bisa menulis novel. Yang membedakan hanyalah tingkat pengalaman seorang pemula dengan professional. Lalu, bagaimana cara menulis novel bagi pemula?
Cara Menulis Novel Bagi Pemula | Menulis novel tidaklah sesusah yang dibayangkan. Yang membuatnya susah adalah pikiran negatif kita sendiri dan bagaimana memulainya. Para pemula biasanya takut dengan kegagalan yang mungkin mereka hadapi.
Untuk menjawab bagaimana cara menulis novel, jawaban pertama adalah berani memulainya. Kita tidak perlu takut jika akhirnya novel itu hanya dinikmati oleh diri kita saja. Daripada kita hanya memendam imajinasi di dalam pikiran kita saja bukan?
Jika membahas cara menulis novel, kita harus mengetahui komponen-komponen yang wajib ada dalam sebuah novel. Lalu apakah itu? Berikut ini beberapa komponen yang wajib ada dalam sebuah novel.
Penokohan | Cara Menulis Novel |
Bayangkan jika kita ingin membuat sebuah pertunjukan, pasti kita membutuhkan “personil”. Ya, personil disini adalah orang-orang (tokoh) yang mengisi cerita dalam novel kita. Peran mereka bisa penting ataupun tidak, sesuai tuntutan kisah di dalamnya. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah seorang yang menjadi tokoh sentral cerita di dalam novel. Jangan disalahartikan bahwa tokoh protagonis selalu mempunyai sifat yang baik. Dalam beberapa cerita, tokoh protagonis adalah penjahat atau trouble maker itu sendiri. Lalu apa maksudnya protagonis?
Protagonis adalah tokoh yang menjadi pendukung utama cerita itu sendiri. Jika cerita di dalam novel tersebut adalah sebuah kisah yang berujung karma buruk, tentunya akan aneh jika sang protagonis bersifat baik bak malaikat. Walau protagonis bersifat baik biasanya mengisi jagad mainstream sebuah novel.
Sampai pada era 2000an, istilah protagonis mulai berkembang dan melahirkan beberapa istilah baru. Salah dua nya adalah hero dan heroine. Istilah ini kerap digunakan karena kebanyakan protagonis di dalam novel akhir 1999 bersifat baik. Lalu, apa bedanya?
Simpel, yang menbedakan Hero dengan Heroine hanya terletak pada gender. Jika Hero adalah protagonis pria, sedangkan Heroine adalah protagonis wanita.
Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah seorang yang selalu bertolakbelakang dengan tokoh protagonis. Tokoh ini adalah tokoh yang menentang konten cerita di dalamnya, sehingga tokoh ini pasti ditempatkan kepada pihak yang salah. Tokoh ini juga biasanya diwatakkan jahat, walau adapula yang diwatakkan baik. Hanya saja, meski baik sekalipun, tokoh antagonis pasti diposisikan untuk dibenci oleh audience ataupun yang disalahkan.
Pada umumnya tokoh antagonis berwatak jahat dan itu ikut melahirkan istilah Anti-Hero dan Anti-Heroine. Sama seperti sebelumnya, perbedaan istilah tersebut hanya terletak pada gender.
Karakterisasi | Cara Menulis Novel |
Banyak pemula mengira bahwa tokoh dan karakter memiliki makna yang sama. Padahal, nyatanya tidak sama sekali. Tokoh adalah orang yang berposisi dalam sebuah cerita, sedangkan karakter adalah sifat dari tokoh itu sendiri.
Karakterisasi juga disebut dengan perwatakan. Dimana watak dan karakter dalam novel tersebut berperan besar dalam proses cerita. Jika Anda ingin menulis novel yang penuh dengan konflik agar ceritanya lebih menarik, ciptakan karakter tokoh Anda kontras satu sama lain. Jika Anda terlalu banyak menciptakan karakter yang secara umum terlihat sama, sebesar apapun konfliknya, cerita akan sangat membosankan.
Alur/Plot | Cara Menulis Novel |
Jika berbicara alur atau plot, kita berbicara tentang tubuh dari novel itu sendiri. Tentunya melihat plot yang indah ibarat melihat tubuh yang indah dalam sebuah cerita. Tubuh yang terlau rumit untuk dilihat terkadang membuat plot di dalamnya memusingkan. Apalagi jika plot tersebut bercerita tentang perpindahan waktu yang kompleks.
Ada 3 jenis alur/plot dalam sebuah novel, yaitu
Plot maju
Plot ini adalah plot paling mudah dan paling umum digunakan oleh penulis, karena plot ini pasti akan berjalan maju ke depan terus. Penulis dapat memasukkan flashback dalam plot ini, asalkan tidak mendominasi cerita. Sebab, jika cerita didominasi oleh flashback, maka plot tersebut dapat berubah menjadi plot mundur ataupun maju.
Plot mundur
Ciri-ciri plot mundur biasanya diawali dengan hasil klimaks di depan. Pembaca dalam hal ini akan dibuat bingung dengan situasi yang tiba-tiba sudah terjadi. Seolah-olah ending cerita ada di halaman awal. Jika Anda pernah melihat film “21” maka Anda telah melihat satu contoh (diluar novel) yang ceritanya menggunakan plot mundur.
Plot maju-mundur
Plot maju-mundur biasanya digunakan di dalam novel-novel fiksi best seller. Hanya saja, Anda harus memiliki keahlian khusus dan ketelitian tinggi agar pembaca tidak dibuat pusing dengan cerita di dalamnya. Biasanya plot maju-mundur memiliki presentase plot maju dan mundur sekitar 50:50. Novel yang menggunakan plot ini biasanya adalah novel fiksi ilmiah yang bermain dengan dimensi waktu, ataupun novel fiksi yang menonjolkan sebab-akibat sebuah konflik.
Setting | Cara Menulis Novel |
Setting bermain sangat penting dalam sebuah novel. Sebab, setting ibarat panggung yang Anda gunakan untuk sebuah pertunjukan. Perlu digarisbawahi pula, setting memiliki batasan dan aturan sendiri pada setiap jenis setting yang digunakan.
Misal, kita ingin membuat novel dengan setting abad pertengahan, maka kita tidak mungkin memasukkan settingan listrik, tank, dan smartphone sebagai atribut pendukung. Begitu pula dengan sebaliknya. Maka, biasanya penulis professional melakukan brainstorming setting agar tidak keluar kemana-mana.
Tips untuk membuat setting yang bebas sebebas-bebasnya, adalah dengan menciptakan dunia baru karya Anda sendiri. Hanya saja, Anda harus memiliki imajinasi tinggi dan memadukan realita dan fiksi. Imajinasi yang terlalu kompleks dapat menyebabkan pembaca susah menggambarkan imajinasi Anda, sedangkan imajinasi yang dangkal membuat cerita di dalamnya membosankan.
Sudut Pandang | Cara Menulis Novel |
Walau ada 3 jenis sudut pandang, di dalam novel, ada 2 jenis sudut pandang yang sering digunakan.
Yang pertama, adalah sudut pandang orang pertama. Sudut pandang ini biasanya menempatkan pembaca sebagai tokoh utama dalam cerita, ataupun orang yang mendukung tokoh utama. Pembaca akan memiliki tempat dalam cerita tersebut, sehingga pembaca ikut terlibat sebagai “Aku” di dalam cerita.
Yang kedua, adalah sudut pandang orang ketiga. Di dalam sudut pandang ini, pembaca hanyalah “penonton” pada sebuah pertunjukan. Mereka tidak akan dilibatkan dalam problematika yang ada di dalam novel, layaknya sebagai penonton biasa.
Adapun sudut pandang lain adalah sudut pandang orang kedua. Akan tetapi, karena sudut pandang ini susah untuk dibuat, maka sudut pandang ini pun jarang digunakan oleh para penulis.
Konflik dan Klimaks/Anti-Klimaks | Cara Menulis Novel |
Alangkah lucunya jika novel tidak menyuguhkan sebuah konflik. Konflik yang ada dalam novel bermacam-macam bentuknya. Ada yang disuguhkan di awal dan akhir cerita, adapula yang disuguhkan ditengah-tengah saja.
Jika disuguhkan di awal cerita, biasanya tokoh utama akan menghadapi suatu konflik dan dia gagal. Namun di konflik yang ke-2 (akhir) tokoh utama bisa jadi menang (karena ada juga yang tetap gagal).
Lalu, jika konflik di tengah-tengah novel, pasti di ending cerita nanti akan ada klimaks ataupun anti-klimaks. Klimaks berarti konflik di dalamnya mencapai puncaknya, tapi di akhir terselesaikan. Sedangkan anti-klimaks, akan membuat pembaca untuk menebak ending cerita tersebut, karena ending tidak dijelaskan secara terperinci.