Rendahnya penulisan buku teks masih menjadi sorotan dan pekerjaan penting yang perlu diperhatikan di dunia pendidikan Indonesia. Selain masih rendahnya minat menulis buku tersebut, kualitas buku yang telah beredar juga masih perlu ditindaklanjuti. Hal ini membutuhkan perhatian dari berbagai kalangan, terutama kalangan akademisi.
Teknik Menulis | Kualitas penulisan buku teks masih menjadi sorotan di dunia pendidikan Indonesia. Selain faktor minat yang rendah, kualitas buku teks yang masih rendah juga tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilalui oleh para penulisnya. Bisa jadi, buku teks dengan kualitas yang belum sesuai standar ditulis oleh para akademisi yang melalui proses pendidikan yang kurang baik. Selain itu, kurangnya materi instruksional juga berperan dalam hal ini. Ada juga kemungkinan bahwa materi instruksional sudah sering diberikan, tetapi kurang memadai dan kurang sesuai untuk diterapkan.
Kekurangan-kekurangan tersebut kemudian menjadi hal yang perlu dibenahi untuk meningkatkan kualitas sumber ajar yang sesuai standar, kriteria, dan kaidah. Selain itu, peningkatan kualitas penulisan buku juga akan berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari segenap elemen pendidikan di Indonesia dalam mengevaluasi buku-buku pendidikan yang sudah ada. Dari hasil evaluasi tersebut, buku teks yang unggul dapat dijadikan sebagai pedoman untuk penulisan berikutnya.
Teknik Menulis | Evaluasi terhadap buku-buku teks yang sudah beredar di dunia pendidikan dapat dilakukan dengan melihat beberapa aspek, yaitu materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, grafika, dan keamanan. Kemudian perlu juga ditinjau lebih jauh bahwa buku teks sudah memenuhi kebutuhan tenaga dan peserta didik, topik-topiknya relevan dan menarik, serta tidak membatasi kreativitas pendidik. Selain itu, kualitas buku teks juga dapat diukur dengan melihat aspek realistik dan memperhitungkan kondisi kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Untuk meningkatkan kualitas teks, para penulis buku tersebut dapat memahami model penulisan di bawah ini. Dengan begitu, mereka diharapkan mampu menulis buku yang sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditentukan. Jika penulisan buku teks dilakukan dengan memperbaiki kualitas, pengadaan sumber ajar yang sesuai kriteria nasional yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pendidikan dapat terpenuhi.
Apabila dipaparkan lebih rinci, model penulisan teks yang berkualitas dapat disesuaikan dengan beberapa aspek berikut.
1. Sesuai dengan instrumen evaluasi buku teks nasional
2. Tetap mengadaptasi model penulisan yang sudah ada
3. Menggunakan teori-teori yang relevan
4. Memerhatikan pandangan dari ahli, tenaga pendidik, dan peserta didik (siswa dan mahasiswa).
Lebih jauh, menulis buku teks yang berkualitas sebaiknya juga memerhatikan faktor penunjang atau pelengkap dan faktor penyempurna. Adapun rincian faktor penunjang dan penyempurna adalah sebagai berikut.
Faktor penyempurna < teknik menulis >
Faktor ini masih berkaitan dengan penulisan buku teks sendiri, yang disesuaikan dengan standar penilaian dan pemenuhan fungsinya. Faktor penyempurna buku tersebut meliputi:
Penggunaan jenis dan ukuran huruf < teknik menulis >
Huruf yang digunakan untuk menulis buku ini biasanya adalah huruf-huruf yang jelas dan mudah dibaca. Sementara itu, ukuran huruf pada umumnya adalah 12 atau 14, atau yang sebanding dan proporsional dengan jenis hurufnya. Berbeda dengan isi, jenis dan ukuran huruf bisa diatur sesuai dengan keinginan penulis atau penerbit buku.
Elemen kegrafikan < teknik menulis >
Ilustrasi dan penggunaan warna adalah dua hal yang penting dalam elemen kegrafikan. Keduanya perlu disusun secara proporsional dan disesuaikan dengan faktual.
Indeks < teknik menulis >
Daftar kata ini akan berisi kata-kata tertentu yang dituliskan dalam isi buku agar mudah dicari. Kata-kata dalam indeks akan dilengkapi dengan nomor halaman sehingga pembaca dapat dimudahkan dalam mencari kata-kata yang diinginkan.
Glosarium < teknik menulis >
Glosarium atau kamus kosakata akan berguna dalam menyediakan penjelasan singkat mengenai kata-kata yang belum diketahui. Biasanya glosarium terletak di bagian akhir buku teks.
Faktor penunjang (pelengkap) dan penyempurna < teknik menulis >
Tidak hanya berdiri sendiri atau diterbitkan dalam sebuah buku tunggal, buku teks perlu memiliki penunjang dan penyempurna. Faktor penunjang dapat dipenuhi dengan menambahkan penulisan buku petunjuk guru, buku kerja siswa, dan buku sumber.
Teknik Menulis | Komponen pelengkap pertama, yakni buku petunjuk guru, merupakan buku yang berisi pedoman, cara pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar yang dijadikan sebagai tuntunan bagi tenaga pengajar. Sementara itu, buku kerja siswa dapat berisi tugas-tugas, kegiatan, latihan, dan yang perlu dilakukan oleh peserta didik baik di luar jam belajar di kelas. Berikutnya, perlu adanya buku sumber yang mampu menunjang buku teks dalam kegiatan belajar mengajar. Buku ini berguna untuk memperkaya pemahaman dan pengertian yang berkaitan dengan materi dalam buku teks.
Kedua faktor tersebut nantinya akan menjadi penunjang bagi komponen dasar buku teks. Aspek materi atau isi, penyajian, keterbacaan atau penggunaan bahasa, dan keamanan dapat terlengkapi dan lebih sempurna dengan adanya kedua faktor penunjang di atas.
Teknik Menulis | Dalam menulis buku teks, penulis diharapkan memerhatikan rambu-rambu dan petunjuk penulisan dengan cermat agar terhindar dari kekurangan atau kelemahan yang tidak sesuai dengan kaidah. Selain itu, perlu adanya peran serta dari elemen di luar dunia pendidikan untuk menilai baik atau tidaknya isi buku. Penilaian ini akan berguna untuk mengukur kualitas isi buku teks.
Di samping itu, para akademisi juga perlu memiliki bekal dan pemahaman mengenai prinsip-prinsip buku teks sehingga dapat memberikan pertimbangan dan penilaian. Kemudian dari sisi pemerintah, sebaiknya lebih selektif dalam memilih dan menetapkan buku teks yang dapat dijadikan pegangan. Selain itu, pemerintah juga perlu menjadi fasilitator dalam memudahkan akses terhadap buku tersebut dari manapun.
Teknik Menulis | Para penulis yang menulis buku tersebut dengan memerhatikan kaidah dan model yang dicontohkan dapat mewujudkan penyediaan sumber ajar yang benar-benar diperlukan oleh dunia pendidikan. Selain itu, kerjasama mereka dengan berbagai elemen akan menjadi faktor penunjang bagi penerbitan dan peredaran buku pendidikan yang berkualitas. Penulisan dan pengawasan terhadap beredarnya buku semacam ini nantinya akan meminimalisasi adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang secara sengaja membisniskan buku dan mencemari dunia pendidikan. Kemudian kemajuan proses belajar mengajar juga akan tercapai karena sumber ajar yang digunakan berkualitas.
Tidak ada komentar :
Tulis komentar...