Tidak ada satu pun pekerjaan di dunia ini yang luput dari kesalahan, bahkan sepandai-pandainya seseorang dalam teknik menulis
Dalam proses menulis buku tidak terlepas dari kesalahan pengetikan tulisan (typo), kesalahan ejaan yang digunakan ataupun content (isi buku). Oleh karena itu, dalam langkah-langkah teknik menulis revisi tulisan menjadi hal penting yang harus dilakukan. Revisi tulisan dilakukan setelah naskah buku tersusun secara lengkap. Dimana pada dasarnya revisi bertujuan untuk memperbaiki content (Isi Buku) dan bahasa serta beberapa revisi lain seperti layout dan desain. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat merevisi. Pertama, revisi dilakukan setelah semua naskah selesai. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses revisi tulisan buku adalah jangan merevisi satu judul sampai sempurna baru pindah ke judul lain. Selesaikan terlebih dahulu semua judul, bagaimanapun bentuknya, baru kemudian direvisi secara keseluruhan. Dengan demikian, kita sudah tahu gambaran buku secara keseluruhan.
Kedua, agar bisa “menjaga jarak” dengan naskah buku yang telah dibuat, “endapkan” terlebih dahulu naskah sekitar 1-2 minggu. Hal ini bertujuan untuk membuat pikiran lebih segar dengan mengerjakan pekerjaan lain. Kalau perlu, hadiahi diri dengan istirahat ataupun liburan karena telah menyelesaikan draft naskah buku dengan baik. Baru saat pikiran sudah segar, buka lagi file draft naskah buku dan mulai merevisi. Ketiga, jangan ragu menambah atau mengurangi tulisan dalam naskah buku yang telah tersusun. Jika merasa ada kalimat yang bertele-tele, berulang, dan tidak perlu, tidak ada salahnya menghapus. Begitu juga sebaliknya, jika merasa ada yang kurang, jangan ragu menambahkan. Keempat, membaca kembali naskah buku seakan-akan kita sebagai pembaca, bukan sebagai penulis. Rasakan setiap emosi yang timbul, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Jika merasa belum sesuai dengan apa yang diharapkan, mesti ada yang perlu diubah. Kalau perlu, bisa juga melibatkan beberapa teman dekat untuk ikut membaca. Setelah itu, kita dapat meminta feedback dari mereka berkaitan dengan reaksi dan respons mereka apakah sudah sesuai dengan apa yang kita inginkan atau belum.
Selain itu, Revisi dalam teknik menulis pada pada dasarnya perlu dilakukan dari dua sisi, yaitu content (isi buku) dan bahasa. Pada saat melakukan revisi content (isi buku) hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Penulisan nama dan gelar. Jika mengutip nama seseorang, pastikan menulisnya dengan benar. Sama halnya saat menuliskan gelar seseorang perlu dipastikan gelar tersebut benar adanya. (2) Referensi tulisan. Saat mengutip kalimat, pastikan sumber kutipan benar. Jangan sampai sumber referensi meragukan. Apalagi saat mengutip ayat al-Quran atau Hadis, pastikan ayat atau lafal dan artinya benar agar tidak terjadi kesalahan. (3) Tanggal dan waktu. Saat menuliskan tanggal dan waktu, pastikan dengan benar. Tanggal kelahiran, kematian, dan berbagai peristiwa penting tidak boleh salah dalam penulisannya. (5) Hubungan satu paragraf dengan paragraf lain. Buku yang enak dibaca adalah buku di mana antara satu paragraf degan paragraf lainnya mengalir secara lancar. Kalau ada hubungan antarpargraf yang kurang enak, segera lakukan revisi. (6) Judul-judul di dalam buku. Buatlah judul-judul buku yang sederhana dan menarik. Apalagi untuk buku-bukuk yang bersifat “ngepop”, mesti juga dibuatkan judul-judul yang ngepop dan tidak kaku.
Sementara itu, untuk revisi tulisan berkaitan dengan merevisi dari sisi tata bahasa harus sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang baik. Hal ini akan memudahkan pembaca sekaligus memberikan gambaran tingkat ketrampilan berbahasa dari penulisnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sisi bahasa, di antaranya: (1) Kesalahan penulisan kata. Sengat sering terjadi kesalahan menulis (typo) karena kecepatan dalam menulis ataupun kelengahan dalam mengetikkan jari-jari di atas keyboard komputer. Kekurangan salah satu huruf, kelebihan, atau kesalahan penempatan sering terjadi. Penting melihat kata satu per satu dan memeriksanya apakah sudah benar atau belum. (2) Konsistensi Penulisan. Kita juga mesti konsisten dalam menulis, dari awal hingga akhir. Konsistensi penulisan berkaitan dengan penulisan kata ganti seperti “saya”, “aku” ataupun “gue”. Konsistensi dalam penulisan buku yang perlu dilakukan pada saat revisi adalah penulisan transliterasi. Penulisan transliterasi dari bahasa asing ke bahasa Indonesia juga mesti diperhatikan. Saat kita menggunakan kata “Ramadan” misalnya, maka kita menggunakan kata “rida”. Jangan sampai di satu kata kita menggunakan kata “Ramadhan”, tetapi di lain kalimat kita menggunakan kata “Ridla”. Sebaiknya merujuk pada rujukan transliterasi yang sudah diakui Pemerintah.
Lebih lanjut, revisi tata bahasa dalam teknik menulis yang juga perlu diperhatikan adalah penggunaan keterangan tempat dan waktu. Penulisan kata “di” , “ke” yang diikuti keterangan tempat atau waktu adalah dipisah. Misalnya “Saya berjalan kaki di sore dan pagi hari”. Sementara penulisan kata tersebut yang disambung dengan kata kerja, maka penulisannya disambung. Contoh: dikerjakan, dilakukan. Kesalahan kecil semacam ini seringkali tidak diperhatikan penulis. Tidak lepas dari itu, penggunaan huruf besar dalam kalimat juga harus diperhatikan. Hal ini seringkali luput dari perhatian saat proses revisi. Jangan sampai salah menggunakan karena penempatannya yang salah. Setelah revisi pada sisi content dan tata bahasa selesai, revisi lain seperti layout dan desain juga perlu diperhatikan. Dimana setelah di-layout, maka selanjutnya penerbit akan memberikan naskah yang sudah siap cetak. Walaupun sejak awal sudah kita teliti, hasil dari layout yang sudah siap cetak perlu diteliti lagi, siapa tahu ada kesalahan penulisan ataupun desain dan ilustrasi yang kurang sesuai dengan tulisan kita. Mari Terus Menulis!
Tidak ada komentar :
Tulis komentar...