Kendala paling menganggu dan menghambat proses menulis buku adalah terkendala ide. Misalnya sering menemukan ide, namun ide tersebut hilang begitu saja dalam ingatan. Meskipun sepele, hal kecil semacam ini bisa menjadi penghambat besar.
Lantas bagaimana cara agar ide yang dimiliki tidak mudah menguap hilang? Ada beberapa tips cara memperkuat ide saat menulis buku. Semoga dengan beberapa poin ini memudahkan Anda lebih lancar menuangkan ide kreatif. Berikut uraiannya.
Berfikir kreatif
Berfikir kreatif menjadi modal awal agar ide yang sudah ditentukan tidak mudah hilang. Ciri orang kreatif ada beberapa. Pertama, dia memiliki ke khasan khusus seperti aktif berfikir. Dalam kondisi apapun dan dimanapun, otak akan terus berfikir. Ciri orang yang kreatif memiliki syaraf otak yang terus berfikir aktif. Bahkan, sesuatu yang remeh temeh bisa menjadi bahan untuk direnungkan. Model berfikirnya pun berbeda dari kebanyakan orang.
Kedua, orang kreatif memiliki cara yang unik dalam menjalani hidupnya. Jika Anda perhatikan, penulis kreatif memiliki cara yang unik dalam menjalani hidup dan dari cara berfikirnya. Mereka lebih senang menjadi dirinya sendiri, dan mereka tidak mudah terpengaruhi begitu saja oleh faktor lain.
Ketiga, mudah bosan, itulah ciri orang kreatif. Orang kreatif paling tidak betah bekerja di pekerjaan yang sifatnya monoton. Orang kreatif lebih senang bekerja dengan pekerjaan yang bebas, mencari tantangan dan sudah pasti tidak senang berada di zona nyaman. Mereka bekerja dengan apa yang ingin dilakukan, lebih senang dengan tantangan besar.
Keempat, memiliki cara kerja berbeda daripada orang kebanyakan. Mungkin orang umumnya, lebih senang dan nyaman bekerja di zona nyaman. Berbeda dengan orang yang kreatif. Ia memiliki jam kerja dan cara kerja yang fleksibel, sesuka mereka. Tidak dibatasi oleh aturan, waktu dan macam-macam. Menariknya, ia pun juga memiliki waktu sendiri untuk me time, dibandingkan dengan yang lain.
Kelima, orang kreatif hidup diantara kebahagiaan dan depresi. Sebagai contoh, Anda memiliki passion menulis. Anda begitu merasa terbebas dan lepas setiap kali menulis. Namun selama menulis, ada risiko yang harus di hadapi. Meskipun itu memusingkan dan menyebabkan depresi, namun tetap menjadi tantangan baginya.
Misalnya risiko mencari bahan materi, kejar deadline dan kesulitan mencari alternatif lain. Meskipun merasa kesulitan, dan tak jarang merasa depresi, tetap bertahan untuk menulis buku hingga akhir.
Memiliki ideologi
Agar ide yang dimiliki tidak cepat hilang, kunci utama adalah memiliki ideologi. Menulis buku tanpa ideologi yang kuat dapat menjadikan buku yang ditulis terkesan hambar dan datar. Tidak ada sesuatu yang unik dan mengetarkan. Setidaknya ideologi sebagai formula untuk mengolah ide yang biasa saja menjadi luar biasa. Ide yang luar biasa dan memiliki kesan pun akhirnya tidak mudah dilupakan.
Selain menguatkan ide yang diterima, ternyata memiliki ideologi juga membantu dalam proses menulis buku. setidaknya ideology yang dimiliki seorang penulis akan membantu dalam membuat kerangka dan alur tulisan yang akan disampaikan.
Pandai Menganalisis
Pandai menganalisis selain bisa memperkuat ide, ternyata juga dapat membantu untuk menemukan ide yang lain. Penulis yang terbiasa menganalisis masalah, memiliki sudut pandang yang lebih tajam dan lebih menyeluruh. Dibandingkan yang tidak memiliki kemampuan analisis yang baik, akan merasa kesulitan setiap kali menuangkan gagasan.
Analisis memang terkesan tidak begitu penting, namun jika diperhatikan lebih jeli. Justru analisis yang mendalamlah yang justru akan menentukan apakah buku yang diterbitkan diminati pasar atau tidak. Hampir semua buku best seller, dibuat berdasarkan analisis yang tajam. Sekalipun ide awalnya sederhana, jika di analisis tetap menjadi menarik.
Mencatat ide yang muncul
Mencatat ide yang muncul salah satu tindakan nyata memperkuat ide dalam menulis buku. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita memiliki keterbatasan dalam banyak hal. Salah satunya keterbatasan dalam mengingat. Itu sebabnya, menulis setiap ide yang terlintas dengan baik cara yang paling efektif.
Bentuk ide masih abstrak? Tidak masalah, memang begitulah ide. Tugas penulis adalah menjadi ide yang masih berbentuk abstrak menjadi tertata dan menjadi rasional. Haruskah ide yang muncul di catat? Bagi seorang penulis yang menulis buku, itu penting. Karena satu ide buku bisa dapat digunakan untuk dua bentuk buku, mungkin bisa lebih, tergantung dari ketrampilan si penulis.
Diskusi
Siapa yang menyangka jika diskusi membantu menguatkan ide kita. Setidaknya dengan diskusi akan mengasah memori dan otak kita untuk melatih berfikir. Semakin sering melatih otak untuk berfikir, semakin mudah bagi otak menyimpan ide. Bahkan dengan diskusi akan membantu untuk mengkoordinasikan ide yang sifatnya abstrak menjadi satu kesatuan gagasan yang menarik.
Diskusi juga bisa membantu penulis untuk menyampaikan isi. Setidaknya dengan diskusi akan memberikan sudut pandang lain terhadap gaya penulisan. Manfaat diskusi juga akan membukakan wawasan oranglain, agar ketika menulis buku tidak terkesan mengerui atau semacamnya.
Itulah lima cara memperkuat ide dalam menulis buku. Menjaga ide itu hal penting, tanpa ide, tidak akan melahirkan ide. Ide sebagai modal awal untuk mengembangkan draf dan membuat kerangka tulisan dan menjadi buku. Semoga ulasan ini bermanfaat, dan selamat mencoba.
Tidak ada komentar :
Tulis komentar...