Selasa, 07 Mei 2019

Teknik Menulis (Draft) Buku Pertamamu Selasa, 07 Mei 2019


Banyak yang bertanya, bagaimana menjadi seorang penulis? Bagaimana memulai untuk menulis buku? Bagaimana caranya menguasai teknik menulis? Apa yang harus ditulis?
Teknik Menulis | Beberapa orang menjawab, menulis, menulis, dan menulis.

Memang benar seperti itu. Jika ingin menjadi penulis novel, maka tulislah novel. Ingin menjadi cerpenis, ya segeralah menulis cerpen. Akan tetapi, kenyataannya tidak semudah itu. Ada beberapa elemen yang harus diperhatikan dalam teknik menulis, terutama novel. Bukan hanya mengenai isi cerita, melainkan juga mengenai aturan-aturan yang secara tak langsung memang harus ada dalam sebuah novel.

Dalam proses drafting, intinya kita menuliskan apapun hasil imajinasi, observasi, dan pengalaman pribadi dalam bentuk tulisan. Jangan memikirkan apakah tulisan itu laku atau tidak yang penting adalah TULIS DAN SELESAIKAN! Di sini tidak berlaku rumus lebih cepat lebih baik, sebab yang penting adalah tulisan kita menjadi propembaca, bukan tulisan yang asal cepat.

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk memulai menulis novel?

1. Kenali Genre Novelmu
Definisi genre adalah jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya. Genre dapat ditentukan berdasarkan :

Tema Cerita
– Chicklit atau mainstream romance merupakan tema cerita cinta dewasa
– Teenlit tema cerita remaja
– Fantasi tema cerita dunia antah-berantah
– Thriller/mystery tema cerita horor dan misteri

Latar Belakang
Kisah dalam cerita yang berlatar belakang pada tahun 1920-an bisa disebut Historical Romance. Sebagai contoh dalam novel Pride & Predudice, Jane Ayre, dan Anotement.

Target Pembaca
Kita kenali target pembaca untuk novel kita. Remaja, Dewasa Muda, dan Dewasa.

2. Gali Idemu
Ide adalah salah satu langkah pertama untuk mengasah kemampuan teknik menulis buku. Untuk menjadi seorang penulis dan untuk memulai sebuah novel, yang kamu butuhkan adalah ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan, entah itu di sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai draft tulisan.

Ide cerita merupakan hal terpenting bagi penulis. Jika tak ada ide, maka tak akan menulis buku. Maka, gali lebih dalam ide ceritamu, kembangkan, dan tulis.

3. Kenali Karaktermu
Dalam sebuah kelas teknik menulis, editor dari salah satu penerbit berkata, kita ini merupakan Tuhan dalam cerita kita sendiri. Bagaimana tidak? Kita bisa bebas menentukan karakter tokoh dalam novel kita sendiri.

Kenali karaktermu sedetil mungkin untuk membuatnya benar-benar terasa nyata. Seakan-akan karaktermu itu benar-benar hidup. Mulai dari memberi nama, di mana ia tinggal, siapa keluarganya, umur berapa, bentuk badannya, bagaimana wajahnya, caranya ia tersenyum, bahkan bagaimana gestur si karakter.

4. Deskripsikan Ceritamu Sesuai Karaktermu Sendiri
Semua penulis memiliki cara dan bahasa tersendiri dalam mendeskripsikan ceritanya. Maka, dalam teknik menulis jadilah diri sendiri, bagaimana teman-teman menjalankan isi cerita dengan deskripsi yang mudah dipahami.

Tak perlu menggunakan bahasa puisi untuk menulis novel yang bagus. Bagi saya, narasi yang mudah dipahami dan tak berbelit-belit merupakan elemen penting dalam teknik menulis.

Dalam deskripsi cerita kita juga harus menentukan point of view (pov)  atau sudut pandang cerita. Dalam sudut pandang cerita ada tiga macam yaitu, sudut pandang orang pertama yang biasa menggunakan “aku”, “saya”, “gue”, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga yang biasa menggunakan “dia”, “mereka”.  Perbedaan sudut pandang menghasilkan cerita yang berbeda.

5. Tentukan Plot dan Alur Yang Baik
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian. (artikata.com)

Plot merupakan isi cerita dalam novel tersebut, sedangkan alur adalah jalan cerita. Plot merupakan kerangka karangan yang sudah ada dalam otak kita. Alur yang mengatur bagaimana cerita itu bisa berjalan. Alur yang baik, merupakan perpindahan cerita yang tak terasa membosankan. Ibarat naik mobil, kita tak merasa lelah atau bisa disebut nyaman.

6. Lakukan Riset Agar Setting-mu Terasa Nyata
Setting merupakan latar belakang dari sebuah cerita yang mencakup di mana cerita itu dibuat. Sebuah gambaran mengenai gedung/sekolah/rumah sakit. Setting bisa saja nyata atau terkadang hanya rekaan belaka seperti halnya Capitol dalam cerita The Hunger Games.

Setting yang kuat membantu pembaca untuk membayangan jalan cerita. Seperti halnya dengan karakter setting juga perlu terasa nyata. Agar pembaca merasa kalau tempat ini benar-benar ada atau mereka bisa membayangkan bagaimana bentuk suatu tempat tanpa mereka tahu sebelumnya.

7. Latih Kepekaan Dialogmu
Biasanya ketika awal mula menulis novel, dialog begitu monoton dan tak bervariasi. Seiring berjalannya waktu sebaiknya mulai belajar membuat dialog yang masuk akal dan menarik untuk diikuti. Melatihnya cukup dengan mencoba berdialog dengan teman, keluarga atau orang terdekat. Bisa pula dari banyak membaca dan menonton film.

Begitu pula dengan tata bahasa. Kita perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, meskipun pada dialog kita menggunakan tata bahasa tak baku. Untuk narasi kita harus benar-benar memperhatikan hal tersebut. Mungkin, bagi mereka yang belum mengerti tata bahasa akan baik-baik saja membaca tulisan kita. Tapi, bagi mereka yang sangat peka dengan bahasa akan mengerutkan kening, dan mengganggu kenyamanan membaca.

8. Temukan Ciri Khasmu
Untuk satu ini, kita mempelajarinya dengan sering menulis. Lama kelamaan akan muncul ciri khas masing-masing. Terkadang, dalam teknik menulis, kita dipengaruhi oleh tulisan penulis lain yang tengah kita baca, namun dengan seiring berjalannya waktu, jati diri tulisan kita akan muncul dengan sendirinya.

Setelah mengetahui elemen-elemen tersebut, apa yang harus kita lakukan?

Cara menulis setiap penulis berbeda-beda. Ada yang mengikuti setiap elemen di atas, ada yang langsung menulis tanpa memedulikan hal-hal tersebut. Terkadang, beberapa penulis menulis cerita mereka di buku tulis sebelum diketik dalam komputer.

Yang paling penting dalam menulis novel adalah komitmen untuk menyelesaikannya sampai akhir. Jika, tidak mungkin pada pertengahan jalan teman-teman akan berhenti dan menyerah. Sebagai saran, saat merasa ingin menyerah ingat kembali tujuan awal teman-teman saat menulis novel tersebut.

Semoga membantu!

Serupa dengan "Teknik Menulis (Draft) Buku Pertamamu"


Tidak ada komentar :

Tulis komentar...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Messenger Adhan Chaniago.
×
_

Hai! Kamu bisa kirim pesan di sini, jangan Lupa like ya... Terima kasih.